Jumat, 09 Mei 2014

Lebih Baik Tersesat Sebentar Daripada Menghilang Selamanya

Inilah kisah tentang dua orang manusia. Yang pernah sangat saling mencintai. Lalu terpisah. Dan dipertemukan Tuhan kembali. Bacalah. Siapa tahu, ini kisahmu sendiri. Sang wanita pernah berkata pada sang pria, 'Jika ingin pergi, silahkan saja. Kau sudah membawa serta, separuh hatiku dengan tak percuma.’ Si pria hanya mengernyitkan dahi. Tanpa mau bertanya apapun lagi. Lalu ia pun pergi. 'Sudah terlalu banyak sakit hati. Kita sudah tidak baik untuk terus bersama lalu meratapi diri.’ Lalu ia pergi, dan berniat tak akan kembali lagi. Waktu demi waktu berlalu. Tahun demi tahun terlewati. Cinta hidup dengan caranya sendiri. Sebuah kisah tentang sang pria sampai di telinga sang wanita. Mereka bilang, hidup pria itu tidak bahagia. Ia seperti tersesat dan kehilangan arah hidupnya. Sang wanita tertegun. Dalam hati, ia tetap berdoa. Semoga rasa bahagia tidak pernah benar-benar pergi jauh dari hidup masa lalu cintanya. Pada suatu senja hari, di hari yang akan mereka ingat selamanya. Sebuah taman kota mempertemukam mereka berdua. Sang wanita sedang asik membaca buku. Sambil sesekali meneriaki anak laki-laki yang sedang tertawa liar sambil berlari. Ia selalu mencintai anak kecil. Merasa dirinya pernah sebahagia mereka. Lalu di sudut seberang sana, ada seorang pria yang tiba-tiba terpana. Tangannya sedang memegang seikat mawar merah. Dia berkata dalam hati, 'Aku ingin mengingat seseorang senja ini. Maka akan kuberikan seikat mawar merah ini, pada wanita manapun yang kutemui pertama kali dengan mataku yang tak mampu berpaling lagi.’ Lalu matanya melihat sosok itu. Wanita yang sempat sangat dicintainya dahulu. Ketika empat mata saling bertatap, hanya ada senyum yang tersungging malu-malu. Wanita itu berkata dalam hati, 'Sudah kukatakan dahulu, kau tidak membawa separuh hatiku dengan percuma. Kau membawanya sebagai pertanda, bahwa ketika kau tersesat, itulah petunjukmu untuk pulang padaku.’ : karena hati yang sudah terpaut, akan selamanya saling bersahut. Dan pria itu pun berucap lirih sambil berjalan mendekat pada wanita itu, 'Aku merasa lebih baik tersesat, daripada selamanya pergi. Maka inilah, akhirnya aku kembali.’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar