Sabtu, 10 Mei 2014

recomended film

selama ini banyak film drama romantis yang udah saya tonton di bioskop maupun di dvd atau download namun dari itu semua ada dua film yang bener-bener ceritanya ga bisa ditebak dan membuat saya kagum..semoga yang menonton film ini juga sependapat dengan saya.. 1. Music and Lyric Walaupun ini termasuk film lama, tapi saya tertarik untuk membuat sekilas pandang tentang Music and Lyric, ini juga karena saya baru saja menonton. Hehe.. Ketinggalan gw. Alex Fletcher (Hugh), seorang vokalis band terkenal tahun 80an, POP. Di masa sekarang, Alex hanya seorang diri mencoba peruntungannya dengan solo karir. Suatu saat Alex diminta untuk membuatkan sebuah lagu oleh Cora, seorang penyanyi dan penari dengan style buddhis yang terkenal. Alex yang seorang vokalis itu memang tidak sulit membuat melodi lagu, namun Alex justru kesulitan dalam menciptakan lirik. Sophie Fisher (Drew Berrymore), mendapat pekerjaan sebagai penyiram tanaman di rumah Alex. Alex yang mengetahui dia akan gagal dalam menciptakan lirik memohon bantuan Sophie yang difikirnya mampu. Awalnya Sophie menolak. Namun Alex bersikeras yakin bahwa Sophie mampu. Kisah kasih mereka berawal dari sini. Hubungan mereka semakin dekat sejak Sophie menjadi partner alex dalam melirik sebuah lagu. Apalagi kakak Sophie, Rhonda, adalah fans berat Alex ketika tenar dulu. Saat lagu hampir selesai dibuat, Alex merekam demonya dalam CD dan mengajak Sophie juga ikut bernyayi duet. Way back into love... So Sweet. Tak diduga lagu mereka diterima dengan senang oleh Cora. Dengan syarat Cora akan mengaransemen ulang melodi lagu tersebut. Alex dan Sophie betapa bahagianya, mereka lalu merayakannya dengan makan malam bersama manager Alex dan istri. Kedekatan Sophie dan Alex kian terlihat, terbukti dengan Sophie selalu terlihat bersama di setiap konser tunggal Alex. Walaupun hubungan mereka terlihat konyol, namun chemistry itulah yang menimbulkan rasa rindu oleh keduanya. Saat Cora menunjukkan hasil aransemen lagunya di depan Alex dan Sophie, Sophie sangat tidak setuju. menurutnya lagu itu tidak bisa dibawakan dengan mengkombinasikan tarian eksotik dan irama yang etnik. Namun Alex menahan Sophie, agar Cora tidak tersinggung. Tetap saja Sophie tidak suka. Hubungan mereka mulai renggang ketika itu. Alex kemudian berusaha menjelaskan kepada Cora dengan alasan, lagu itu belum sempurna dan masih ada lirik yang kurang. Dan ketika kelak lirik telah selesai, barulah Alex akan memastikan melodi lagu tersebut tidak dirubah. Alex kembali memohon pada Sophie untuk menyelesaikan 4 bait lirik terakhir. Namun Sophie menolak. Kali ini Sophie benar-benar kehilangan inspirasi. Alex berusaha meyakinkan Sophie. Lagi, Sophie menyerah. Hal ini membuat Alex sedikit stres. Bagaimana lanjutnya?? Nonton aja. Cukup banyak kejutan di film ini, jadi saya tidak akan membocorkannya. Selamat menonton. yang jelas gara-gara film ini saya yg seorang cowok pun jadi suka sama lagu way back into love..damn mann kereen dan easy listening broooo
2. 500 days of summer I love that movie sooooooooooooooooo much. Dari jalan ceritanya yang catchy tapi tetap berisi, akting pemainnya, musiknya, semuanya bagus banget. Gue sendiri lebih ngerti humor di film ini daripada Annie Hall. Mungkin karena humornya lebih ringan dan gak se-dark Annie Hall? Gue suka banget chemistry antara Levitt dan Deschanel. Deschanel mampu membawakan karakter Summer yang cukup unik menurut gue. Tapi kalau dilihat kembali, Deschanel juga mempunyai sesuatu yang agak off. Gue rasa akan lebih bagus kalau karakter Summer dibikin lebih gloomy. Terlalu banyak tersenyum bisa bikin lo kayak Kristen Stewart loh...(baca : jual tampang). Entahlah, ada sesuatu dari karakter Summer yang sulit gue jelaskan karena ada sesuatu yang off dari Deschanel sendiri. Kalau karakter Summer lebih gloomy atau lebih neurotic, pasti karakter Summer jadi lebih menarik. Levitt juga berhasil berperan sebagai Tom. Tapi apakah dia pantas menerima nominasi Oscar? Nope. Levitt kurang melakukan improviasi atau semacam pengembangan pada karakternya. Mungkin karena karater Tom Hansen terlalu biasa? That's right. Saat gue menonton film ini untuk yang kedua kalinya, gue merasa karakter Tom itu biasa-biasa aja, gak ada yang spesial atau sifat yang membedakan dia dari cowok lainnya. Malah keperceyaannya dalam cinta sejati dan pilihannya untuk bekerja di perusahaaan greeting cards membuat tokoh Tom agak childish and silly. Tapi kalau Tom jadi karakter yang sinis dan sarkatis juga pasti membingungkan. Dan ceritanya yang simpel membuat karakter ini menjadi terlalu simpel. Tapi gue merasa kalau (500) Days of Summer terlalu berbias kepada Tom. Hal yang bisa 'menyelamatkan' Summer adalah fakta bahwa Summer sudah memperingatkan Tom bahwa dia gak mau hubungan serius, dan ketika Tom curhat ke cewek tentang masalahnya dengan Summer. Sedangkan Summer sendiri yang memulai hubungannya dengan Tom, bahkan sempat menyatakan bahwa dia menyukai Tom. Bahkan di 'reuni'nya dengan Tom, Summer dengan kurang ajar PHP-in Tom dengan mengajaknya dansa dan tidur di bahunya. Emang dia gak punya hati atau bego. Tom, seperti yang gue katakan, salah juga karena dia childish dalam menghadapi Summer. Dia jatuh ke 'perangkap' karena dibutakan dengan pikirannya sendiri tentang Summer, bukan realita. (500) Days of Summer juga mempunyai beberapa teknik unik. Salah satu contohnya adalah perbandingan antara realita dan pengharapan.
Nah Tom ini, udah beberapa kali mau mundur, tapi setiap kali doi mau let go dan move on, tapi Summer-nya dateng dan ngasih harapan. Ya tiba-tiba gandengan tangan lah, tiba-tiba nyium lah *yakale ya mbak temenan begini modelnyaaa*, tiba-tiba muncul dari tengah hujan deras di apartment Tom pas mereka abis ribut besar, ke mana-mana sama-sama, they even had sex *TEMEN APAAN BEGINI?*, tapi si Summer gila ini kekeuh aja yakin mereka tuh nggak ada apa-apa. Tom ini statusnya bukan pacarlah pokoknya. Nggak usah nanya berapa kali gue ngamuk-ngamuk pas nonton deh. Emosi jiwa ngeliat si eneng Summer yang kerjanya php-in abang Tom melulu, abang Tom-nya juga sukarela aja *yaeyalah, siapa yang gak mau di php-in sama Zooey Deschanel, menurut nganaaa?* digituin. Padahal gue yang berasa pedih nontonin abang Tom frustasi banget sama kelakuannya si Summer ini. Bisa tiba-tiba act like they’re a new-madly-in-love-yet-romantic-couple, trus besoknya ngomong aja tiba-tiba dikacangin kaya orang nggak kenal sama neng Summer. Dalem yak. *gigit bantal* Gue nggak terlalu ngerti masalah sinematografi sih ya, tapi yang pasti konsep perbandingan berdasarkan hari-hari yang mereka lalui bersama, dari mulai hari ke-1 sampai dengan ke-500 itu jeniusnya minta ampun. Sutradaranya makan apa sih L Jadi ceritanya gue sampe nggak nemuin kekurangan dari film ini selain si neng Summer yang minta banget ditampar. Abis dia cantik banget gitu sih ya… *alasan sebenarnya* Then again, akhirnya setelah Summer menikah, mereka bertemu lagi di sebuah taman, dan di sana, Summer ngejelasin *telat ya mbak* kenapa dia tiba-tiba ninggalin si Tom ini. Ternyata karena dia nggak yakin. Udah, gitu doang. Dia bangun pagi-pagi dan ngerasa nggak yakin sama Tom. Nggak sekalian aja tembak kepalanya ya mbakyu? -___-* Di situlah turning point si Tom untuk move on dan fokus ke kehidupannya. Summer udah bahagia, dan dia juga harus bisa bahagia Lalu beberapa hari kemudian, tepat di hari ke 500, ketika abang Tom mendatangi sebuah kantor untuk interview (sebagai arsitek), doi ketemu cewek super kece. Ngobrol basa-basi yang akhirnya memberanikan Tom untuk ngajakin minum kopi. Dan ketika kenalan, ternyata nama si ceweknya: “Autumn.”Kalo udah 500 hari mungkin dia bakal ketemu cewek yang namanya Winter. Abis itu mungkin Spring. Untung bukan film Indonesia yak, kalo film Indonesia nama si cewek jadi kemarau, pertanyaannya kenapa harus 500 hari?btw gw udah lebih dari 600 hari tp masih stuck aja..bego bener dah nih chan chan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar